Minggu, 11 November 2012

Haji_Umrah


PENGERTIAN DAN KETENTUAN UMUM TENTANG IBADAH UMRAH DAN HAJI

A.            UMRAH
Pengertian Umrah
Umrah ialah berkunjung ke Baitullah, dengan melakukan tawaf, sa’i dan bercukur demi mengharap ridha Allah.
Hukum Umrah
Hukum umrah wajib sekali seumur hidup. Umrah dilakukan dengan berihram dari miqat, kemudian tawaf, sa’i dan diakhiri dengan memotong rambut/bercukur (tahallul umrah) dan dilaksanakan dengan berurutan (tertib). Umrah terbagi menjadi 2 yaitu :
1.      Umrah Wajib.
a.       Umrah yang pertama kali dilaksanakan disebut Umratul Islam.
b.      Umrah yang dilaksanakan karena nazar.
2.      Umrah sunat ialah umrah yang dilaksanakan setelah umrah wajiib baiik yang kedua kali dan seterusnya dan bukan karena nazar.
Waktu mengerjakan Umrah.
Umrah dapat dilaksanakan kapan saja. Hanya ada beberapa waktu yang dimakruhkan melaksanakan umrah, yaitu pada saat jamaah haji wukuf di Arafah, hari Nazar (10 Dzulhijjah) dan hari Tasyriq.
Syarat, Rukun dan Wajib Umrah
1.      Syarat Umrah
a.       Islam
b.      Baligh (dewasa)
c.       Aqil (berakal sehat)
d.      Merdeka (bukan hamba sahaya)
e.       Istitha’ah (mampu)
Bila tidak terpenuhi syarat ini, maka gugurlah kewajiban umrah seseorang.
2.      Rukun Umrah
a.       Ihram (niat)
b.      Tawaf
c.       Sa’i
d.      Cukur
e.       Tertib (melaksanakan manasik sesuai aturan yang ada).
Rukun umrah tidak dapat ditinggalkan. Bila tidak terpenuhi, maka umrahnya tidak sah.
3.      Wajib Umrah ialah berihram dari miqat apabila dilanggar maka ibadah umrah-nya tetap sah tetapi harus bayar Dam.
4.       Miqat Makani untuk umrah bagi jamaah haji :
a.       Bagi jamaah haji yang tiba di Madinah gelombang 1 adalah di Bir Ali (Dzulhulaifah).
b.      Bagi jamaah haji gelombang 2 adalah Bandar Udara King Abdul Jeddah.
c.       Bagi jamaah haji yang sudah berada di Makkah ialah : Ji’ranah, Tan’im, Hudaybiyah dan tanah halal lainnya.
5.      Tahallul Umrah
Tahallul Umrah adalah keadaan seseorang yang telah dihalalkan (dibolehkan) melakukan perbuatan yang sebelumnya dilarang selama berihram umrah ditandai dengan mencukur rambut.

B.     HAJI
Pengertian dan Ketentuan Tentang Ibadah Haji
Pengertian Haji ialah berkunjung ke Baitullah (Ka’bah) untuk melakukan beberapa amalan antara lain : Wukuf, Mabit, Tawaf, Sa’i dan amalan lainnya pada masa tertantu, demi memenuhi panggilan Allah SWT dan mengharapkan ridha-Nya.
Hukum Ibadah Haji
Ibadah haji diwajibkan Allah kepada kaum muslimin yang telah mencukupi syarat-syaratnya. Ibadah haji diwajibkan hanya sekali seumur hidup. Selanjutnya baik yang kedua atau seterusnya hukumnya sunat. Akan tetapi bagi mereka yang bernazar (berkaul) haji menjadi wajib melaksanakannya.
Syarat, Rukun dan Wajib Haji
1.      Syarat Haji adalah:
a.       Islam
b.      Baligh (dewasa)
c.       Aqil (berakal sehat)
d.      Merdeka (bukan hamba sahaya)
e.       Istitha’ah (mampu)
Istitha’ah artinya mampu, yaitu mampu melaksanakan ibadah haji ditinjau dari segi:
1).  Jasmani:
      Sehat dan kuat, agar tidak sulit melaksanakan ibadah haji.
2).  Rohani:
      a).  Mengetahui dan memahami manasik haji.
b).  Barakal sehat dan memiliki kesiapan mental untuk melaksanakan ibadah haji dengan perjalanan yang jauh.
                                   3).  Ekonomi :
                                         a). Mampu membayar Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH).
                                         b). BPIH bukan berasal dari satu-satunya sumber kehidupan yang
                                         apabila dijual menyebabkan kemudaratan bagi dri dan keluarganya.
                                         c). Memiliki biaya hidup bagi keluarga yang ditinggalkan.
                                   4). Keamanan :
                                         a). Aman dalam perjalanan dan pelaksanaan ibadah haji.
                                         b). Aman bagi keluarga dan harta benda serta tugas dan tanggung
                                         jawab yang ditinggalkan.
                                         c). Tidak terhalang seperti pencekalan/mendapat kesempatan atau izin
                                         perjalanan ibadah haji.
2.    Rukun Haji ialah rangkaian amalan yang harus dilakukan dalam ibaadah haji dan tidak dapat diganti dengan yang lain, walaupun dengan Dam. Jika ditinggalkan maka tidak sah hajinya. Rukun Haji adalah :
a.       Ihram (niat)
b.      Wukuf di Arafah
c.       Tawaf ifadah
d.      Sa’i
e.       Cukur
f.       Tertib
3.      Wajib Haji ialah rangkaian amalan yang harus dikerjakan dalam ibadah haji, bila tidak dikerjakan sah hajinya akan tetapi harus membayar Dam, berdosa jika sengaja meninggalkan dengan tidak ada uzur syari’i. Wajib haji adalah :
a.       Ihram, yakni niat berhaji dari Miqat,
b.      Mabit di Muzdalifah
c.       Mabit di Mina
d.      Melontar Jumrah Ula, Wustha dan Aqabah
e.       Tawaf Wada’ (bagi yang akan meninggalkan Makkah).

C.     MIQAT
1.          Miqat Zamani ialah batas waktu untuk melaksanakan haji. Menurut jumhur Ulama’ (sebagian besar ulama’), miqat zamani mulai tanggal 1 Syawal sampai terit fajar tanggal 10 Dzulhijjah.
2.         Miqat Makani ialah batas tempat untuk mulai ihram Haji atau Umrah.
a.         Macam-macam Miqat makani :
1.                       Dzul Hulaifah
Miqat bagi penduduk kota Madinah dan yang datang melalui rute mereka. Jaraknya dengan kota Makkah sekitar 420 km
2.                                                                                                                             Juhfah
Miqat bagi penduduk Saudi Arabia bagian utara dan negara-negara Afrika Utara dan Barat, serta penduduk negeri Syam (Lebanon, Yordania, Syiria, dan Palestina). Jaraknya dengan kota Makkah kurang lebih 208 km.
3.                                                     Qarnul Manazil
Miqat bagi penduduk Najd dan yang setelahnya dari negara-negara Teluk, Irak (bagi yang melewatinya), Iran, penduduk bagian selatan Saudi Arabia yang berada di seputaran Pegunungan Sarat. Jaraknya kurang lebih 78 dari kota Makkah.
4.     Yalamlam
Miqat bagi penduduk negara Yaman, Indonesia, Malaysia, dan sekitarnya. Jaraknya dari kota Makkah kurang lebih 120 km
5.     Dzatu Irqin
Miqat bagi penduduk negeri Irak (Kufah dan Basrah) dan penduduk negara-nagara yang melewatinya. Jaraknya dari Makkah kurang lebih 100 km.
D.    IHRAM
Ihram ialah niat memulai mengerjakan ibadah haji/umrah. Selama dalam keadaan ihram seseorang diharamkan melakukan perbuatan yang sebelumnya dihalalkan. Dengan telah mengucapkan niat haji/umrah maka seseorang telah memulai melaksanakan haji/umrah.
Waktu Ihram Haji
Menurut sebagian besar ulama’ ketentuan waktu memulai berihram haji yaitu dari tanggal 1 Syawal sampai terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah. Barang siapa yang tidak ihram haji pada saat-saat tersebut, maka tidak mendapat haji.
Tempat Ihram
Tempat berihram haji/umrah ialah dari miqat yang telah ditentukan. Namun boleh juga dilakukan sebelum sampai di Miqat.
Pakaian Ihram
1.         Bagi pria, memakai dua helai kain yang satu diselendangkan di kedua bahu (bagian atas) dan satu dijadikan sarung (bagian bawah). Pada waktu melaksanakan thawaf, disunatkan kain ihram dikenakan secara idtiba’ yaitu dengan membuka bahu sebelah kanan dan menutup bahu sebelah kiri.
2.         Kain ihram disunatkan berwarna putih bagi pria.
3.         Bagi wanita, memakai busana muslim yaitu pakaian yang menutupi seluruh tubuh kecuali muka dan kedua tangan dari pergelangan sampai ujung jari (kaffain).
Larangan selama Ihram
1.                                                                                                                                                         Bagi pria dilarang :
a.         Memakai baju dan celana/sarung (pakaian biasa yang terjahit) serta sepatu yang tertutup tumitnya.
b.        Menutup kepala yang melekat seperti peci dan topi. Kecuali jika ada luka yang mengharuskan diperban dan menutup sebagian kepala atau seluruhnya.
2.                                                                                                                                                         Bagi wanita dilarang :
a.         Bersarung tangan
b.        Menutup muka (memakai cadar/masker)
c.         Mengenakan pakaian transparan dan ketat
3.                                                                                                                                                         Bagi pria dan wanita dilarang :
a.         Memakai wangi-wangian kecuali yang sudah dipakai di badan sebelum niat ihram.
b.        Memotong kuku dan mencukur atau mencabut rambut badan.
c.         Memburu binatang buruan darat yang liar dan boleh dimakan.
d.        Membunuh dan menganiaya binatang buruan darat dengan cara apapun (kecuali binatang yang membahayakan).
e.         Nikah, menikahkan atau meminang wanita untuk dinikahi dan dinikahkan dan menjadi saksi nikah.
f.         Bercumbu atau bersetubuh.
g.        Mencaci, bertengkar atau mengucapkan kata-kata kotor.
h.        Berbuat fasik.

TALBIYAH
Talbiyah adalah bacaan seseorang yang telah niat haji/umrah. Hukum membaca talbiyah sunat. Namun, sebagian ulama’ ada yang mengatakan wajib. Setelah membaca talbiyah sebaiknya diikuti membaca shalawat dan do’a.
Waktu membaca talbiyah adalah :
1.      Pada waktu umrah dibaca setelah niat umrah sampai hendak memulai tawaf.
2.      Pada waktu haji dibaca setelah niat haji sampai melontar jumrah aqabah tanggal 10 Dzulhijjah.

E.     TAWAF
Tawaf adalah mengelilingi ka’bah sebanyak 7 kali putaran dan ka’bah selalu berada di sebelah kiri dimulai dan diakhiri pada arah sejajar Hajar Aswad.
1.      Syarat sahnya tawaf :
a.       Menutup aurat
b.      Suci dari hadats
c.       Dimulai dari arah sejajar Hajar Aswad dan diakhiri ditempat memulai tawaf
d.      Menjadikan Baitullah (Ka’bah) disebelah kiri
e.       Dilaksanakan 7 kali putaran
f.       Berada di dalam Masjidil Haram
g.      Tidak ada tujuan lain selain tawaf
h.      Niat tawaf, hanya diperlukan bagi jama’ah yang mengerjakan tawaf sunnah dan tawaf wada’ saja. Sementara tawaf rukun dan tawaf qudum tidak diperlukan niat.
2.      Tawaf ada 4 macam yaitu :
a.       Tawaf rukun (tawaf ifadah)
b.      Tawaf qudum (tawaf pembukaan)
c.       Tawaf sunnah
d.      Tawaf wada’  (tawaf perpisahan)


a.       Tawaf Rukun
Tawaf rukun ada 2 yaitu :
1.      Tawaf rukun haji disebut pula thawaf ifadloh atau thawaf ziarah
2.      Tawaf rukun umrah

b.      Tawaf Qudum
Tawaf qudum merupakan penghormatan kepada baitullah (ka’bah). Hukumnya adalah sunat bagi jama’ah haji yang melakukan haji ifrad atau haji qiran. Waktu melaksanakannya pada saat tiba di Makkah. Jama’ah haji yang melakukan haji tamattu’ tidak disunatkan tawaf qudum, karena tawaf qudumnya sudah termasuk di dalam tawaf umrah.

c.       Tawaf Sunat
Tawaf sunat adalah tawaf yang dikerjakan pada setiap kesempatan dan tidak diikuti dengan sa’i.

d.      Tawaf wada’
Tawaf wada’ merupakan penghormatan akhir kepada baitullah (ka’bah). Hukumnya adalah wajib bagi jama’ah haji yang akan meninggalkan Makkah. Bagi jama’ah haji yang tidak mengerjakan tawaf wada’ tanpa udzur syari’i diwajibkan membayar Dam (menyembelih seekor kambing). Waktu pelaksanaanya menjelang meninggalkan Makkah. Bagi wanita yang sedang haid/nifas dan jama’ah sakit tidak diwajibkan tawaf wada’. Penghormatan akhir kepada baitullah (ka’bah) cukup dengan memandangnya dari pintu Masjidil Haram.

A.     SA’I
Sa’i adalah berjalan dari bukit Safa ke bukit Marwah dan sebaliknya sebanyak 7 kali perjalanan yang dimulai dari bukit Safa dan berakhir di bukit Marwah. Perjalanan dari bukit Safa ke bukit Marwah dan sebaliknya masing masing dihitung 1 kali.
Syarat sahnya Sa’i :
1.      Didahului dengan tawaf
2.      Tertib
3.      Menyempurnakan 7 kali perjalanan antara bukit Safa ke bukit Marwah
4.      Dilaksanakan di tempat sa’i

Sa’i antara bukit Safa ke bukit Marwah menurut jumhur ulama’ termasuk salah satu rukun haji/umrah. Sedangkan menurut ulama’ Hanafi’ah termasuk wajib haji sehinggga tidak ada sa’i sunat.
Waktu mengerjakan sa’i ialah setelah melaksanakan tawaf ifadah dan tawaf umrah. Bagi yang melaksanakan haji ifrad atau haji qiran setelah tawaf qudum boleh mengerjakan sa’i sehingga ketika melakukan tawaf ifadloh tidak perlu melakukan sa’i lagi.
Menurut kebanyakan ulama’ tidak disyaratkan suci pada waktu mengerjakan sa’i.

B.     WUKUF
Wukuf ialah keberadaan seseorang di Arafah walaupun sejenak dalam waktu antara tergelincir matahari tanggal 9 Dzulhijjah (haji arafah) sampai terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah (haari nahar).
Wukuf di Arafah termsuk salah satu rukun haji yang paling utama. Jama’ah haji yang tidak melaksanakan wukuf di Arafah berarti tidak melaksanakan haji.
Nabi bersabda :
اَلْحَجُّ عَرَفَةُ فَمَنْ اَدْرَكَ لَيْلَةَ جَمْعٍ فَقَدْ اَدْ رَكَ اْلحَجَّ  
Artinya :
      Haji itu hadir di Arafah. Barang siapa yang datang pada malam hari jama’ (10 Dzulhijjah sebelum terbit fajar) maka sesungguhnya ia masih mendapatkan Haji (riwayat lima ahli Hadist)

Wukuf dilakukan setelah khutbah dan shalat jama’ qasar taqdim Dhuhur dan Ashar. Wukuf dapat dilalksanakan dengan berjama’ah atau sendiri-sendiri. Selama wukuf memperbanyak zikir, istighfar dan do’a, sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW.
Wukuf tidak disyariatkan suci dari hadast besar atau kecil. Karena itu wanita yang sedang haid/nifas boleh melakukan wukuf.
Tempat melaksanakan Wukuf :
1.      Wukuf dilaksanakan di kemah yang telah disediakan bagi jama’ah haji
2.      Bagi jama’ah haji yang sakit dan tidak bisa berada di kemah pelaksanaan wukufnya dilakukan dengan pelayanan khusus.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar